Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir Nizam, M.Sc, Ph.D membuka konferensi internasional The 1st South East Asia-Science, Technology, Engineering, and Mathematics International Conference 2020/The 1st SEA-STEM, yang digelar oleh Pusat Riset STEM Universitas Syiah Kuala mulai tanggal 20 – 22 Oktober 2020 secara virtual. (Banda Aceh, 20 Oktober 2020).
Pada konferensi internasional ini Unsyiah menggandeng puluhan peneliti dunia dari berbagai negara untuk mengembangkan pendidikan berbasis STEM di Indonesia. Mereka berasal dari Malaysia, Filipina, Thailand, Cina, Jepang, Hongaria, Nigeria, Makedonia, Jerman, Inggris, Mesir, Australia, Slovenia, Amerika Serikat, dan juga Indonesia.
Untuk itulah, saat memberikan sambutan pada acara tersebut, Dirjen Dikti sangat mengapresiasi upaya Unsyiah atas terlaksananya forum ilmiah berskala internasional ini.
Dirjen Dikti mengatakan, saat ini dunia telah memasuki revolusi industri 4.0 sehingga mendorong dunia kerja untuk memaksimalkan penggunaan mesin dalam menyelesaikan pekerjaan. Kondisi ini menuntut setiap lulusan harus mampu menguasai teknologi agar mampu bertahan dan bersaing di masa depan.
Menurutnya, pendidikan berbasis STEM menjadi salah satu pondasi yang harus ditanamkan bagi generasi muda. Sebab dalam sistem ini, semua ilmu diintegrasikan dan membentuk teknik pembelajaran yang lebih ideal serta kompleks.
“Teknik pembelajaran STEM mengasah kemampuan lebih terarah dan mampu menyelesaikan berbagai masalah, dan ini sangat relevan dengan perkembangan dunia,” ujar Prof. Nizam.
Pada kesempatan yang sama Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng mengatakan, Indonesia harus menerapkan pendidikan yang memasukkan aspek Science, Technology, Engineering, dan Math (STEM) agar melahirkan SDM unggul dan mampu mengikuti perubahan zaman, terutama perkembangan teknologi.
Saat ini, kemajuan teknologi telah mengubah pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja. Dengan pendidikan STEM yang baik, maka dapat mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja.
“Sains, teknologi, pendidikan teknik, dan matematika (STEM) telah terbukti membantu siswa mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan mampu memecahkan masalah yang saat ini paling banyak dibutuhkan di dunia kerja,” ujar Rektor.
Unsyiah lanjutnya, juga telah mendirikan pusat penelitian STEM untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi Revolusi 4.0. Pusat penelitian ini nantinya dapat menjadi pusat pertemuan ilmiah bagi para akademisi dan peneliti yang bekerja di bidang STEM.
Oleh karena itu, Rektor berharap hasil konferensi internasional ini dapat memberikan pemikiran, ide, dan inspirasi baru bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Panitia Irwandi, Ph.D menjelaskan, konferensi ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh Pusat Penelitian STEM Unsyiah. Pihaknya telah menerima 235 peserta yang akan mempresentasikan temuan penelitian mereka. Dari jumlah tersebut, tercatat 46 institusi dari seluruh Indonesia juga terlibat dalam konferensi ini.
Irwandi berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah penyebaran informasi, diskusi ilmiah, penelitian, dan teknologi. (Humas Unsyiah/Ib)
Berita Lainnya